Aku pernah baca:
“gausa jelasin apa-apa ke orang yang gatau kamu sebenernya gimana, bukan tanggungjawab kamu juga buat jelasin diri kamu ke mereka”
Jadi, apakah kamu menempatkan kesedihan dan kebahagiaan berbeda baris? Wah, kamu kejam sekali menilai hidup..
Mengapa kamu tidak bisa menempatkan kesedihan dan kebahagiaan dalam satu waktu yang sama? Kamu tahu musim setiap orang berbeda-beda. Mungkin hari itu musim kesedihan untukku, tapi musim bahagia untuk orang lain..
Bukankah kamu bilang bahwa kita semua tidak hidup sendiri? Karena itu, meskipun berat untukmu cobalah merayakan kebahagiaan orang lain. Bagi kita biasa saja tapi bagi orang lain, respon senang sangat berarti untuknya..
Bagaimana dengan musim-musim tidak baikku? Apakah aku memberi contoh tidak peduli dengan diri sendiri?
Ujian dalam perjalananku atau kamu adalah jalan untuk memahami kehidupan. Tanpa ujian hidup kita hanya akan berputar dalam siklus membosankan sekaligus melalaikan. Lalai terhadap pertambahan usia, lalai bersabar dan bersyukur, yang lebih parah adalah lalai menjadi dewasa, tahu-tahu jadi tidak berarti..
Boleh saja bersedih, mengeluh, ingin berhenti sebentar, bahkan kecewa dengan segala --- tapi hanya sebentar. Pada beberapa kenyataan pahit dalam hidup, kita hanya perlu mengilhamkan pada diri kita bahwa Allah Maha Tahu sedangkan kita tidak tahu. Sebaik-baik penawar luka adalah percaya bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik..
Alkisah, Drupadi tetap cantik hingga akhir hayatnya. Setidaknya semoga kamu terhibur, kekalahan bisa sedemikian mempesonanya bila sudah terlewati, bahkan saat sudah jadi candi..
Keadaan memang serupa kelereng --- menggelinding tak menentu, menabrak lalu berpencar kemudian hilang sembunyi di kolong meja. Namun, anak-anak akan memainkannya dengan asyik meskipun tak stabil..
Semoga kamu selalu diberi kekuatan, diberi kemudahan-kemudahan, semoga kamu diberi kesempatan untuk terus berbuat baik untuk sekitarmu..
salam hangat.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar