Sabtu, 18 Februari 2023

mandasuli~

Hai haiii, bonjour!!

How’s your day? I miss u so much! Aku harap kamu baik-baik ya di sana, aku sangat ingin tau cerita-ceritamu!๐ŸŒป

 

 
(pict: pinterest)

 

Happy weekend semua!

Malam minggu bagiku sekarang adalah malam bisa istirahat dengan baik setelah 5 hari sebelumnya sekolah. Eh, aku belum pernah ya bahas tentang sekolah? Kalau gitu izinkan aku bercerita sedikit tentang sekolah yaaa๐Ÿ˜†

 

First time, aku yang masih cocok jadi siswa SMA ini, dipanggil official “ibu” oleh siswa. Saat PPL pernah sih, tapi rasanya biasa, karna terkadang di kelas masih ada yang memanggil dengan panggilan “kak”..

 

Awalnya sulit saat membiasakan memanggil ibu pada diri sendiri..

 

“Nanti kabari ibu ya kalau sudah di rumah?”

“Hari ini ibu mau kita belajar tentang …”

“Boleh dikumpul dimeja ibu ya”

 

Hajshskxkfudwh, tapi sekarang mulai terbiasa, aku juga jadi membiasakan diri untuk berkelakuan selayaknya “ibu” bagi mereka..

 

Eheeem, kalau ada yang bilang :

“Halah, jadi guru mah enak. Kasih aja siswanya tugas, gak usah terlalu capek, apalagi semua kan megang handphone

 

HEIII MULUT SIAPA ITU?!

 

Awalnya aku mikir gitu juga sih, tapi ya tapi nih . . .

 

“Jadi guru itu sulit. Bisa aja kita membohongi siswa. Bisa aja kita ngajar seadanya. Bisa aja kita tinggal ngasih nilai --- tapi, coba tanya pada dirimu, apa kamu puas hanya dengan seperti itu? Apa hatimu lega saat kamu mengajar dengan seadanya? Lakukan yang terbaik dengan optimal karena Allah. Kalau karena manusia tidak akan selesai, pasti tidak sabar, tidak ikhlas, butuh imbalan, Lillahitaala …”

--Dra. Nurmala Dewi (guru kimia)

 

Untuk beberapa waktu luang, aku usahakan membuat media dan bahan ajar sendiri sekalian belajar. Karena kalau asal dari internet, apa aku mengerti apa yang ditulis, apa aku paham jika jadi siswanya..๐Ÿ˜ข

 

“Enak ya ngajar SMA, anaknya nggak nakal ..”

 

HEIIII, AKU HARUS TERIAK BERAPA KALI?!๐Ÿ‘ฟ

 

Enak mah martabak๐Ÿ˜Ž

 

Menurut aku sulit, anak seusia SMA; banyak tuntutan, banyak pikiran tentang masa depan, moody-an, baper, lagi seru-serunya mencari jati diri..

 

Pernah marah? Pernah --- tapi untuk diri sendiri bukan di depan siswa. Aku marah sebentar, setelah itu aku sadar, nggak bisa bergantung dan berharap banyak dengan manusia, bukan? Allah yang membolak-balikan hati, Allah pula yang menggenggam hati para siswa di sekolah..

 

“Ya Allah, tolong lembutkan hati mereka dalam menerima pelajaran, tolong hadirkan ketenangan kepada kelas mereka agar mudah menerima pelajaran”

 

Dengan kata kaya gitu sebelum aku masuk, beuuuh ini hati tenang bet kaya lagi healing kata orang-orang mah๐Ÿ˜‹

 

Oiyaaa, saat piket di sekolah, ada salah satu siswa yang mengajakku bercerita sambil melihat banner alumni yang diterima universitas. Dia bilang : “kakak saya diterima loh bu, di pemerintahan, di Jakarta. Kadang dia ngajak saya jalan-jalan. Kalau boleh jujur, saya bangga sama kakak saya tapi gengsi mau bilang”

 

Aku jawab : “iyaa? Wah, keren banget pantes adiknya keren gini”

 

Bisa nebak apa responnya? Dia jawab :

“Bukan bu, dia nggak keren. Saya rasa itu buah kesabaran dia karna setahun nganggur. Itu balasan tahajud dia. Berarti semua mah tergantung waktu kan bu?”

 

Di hari itu, nggak ada mendung nggak ada hujan, seketika ada suara petir menggelegar --- di hati…⛈

 

Beberapa hari sebelum itu, bapak pulang ke kampung halaman untuk berkebun. Tanaman lama yang bapak punya, sulit ada hasil bahkan harganya turun drastis sehingga ditebang dan diganti jenis tanaman lain..

 

Aku kuat? Wah kata siapa? LOL.

Di hari keberangkatan bapak, sepanjang perjalanan pulang dari sekolah, aku menahan tangis. Aku lemah dengan versiku sekarang. Aku mengutuk diriku sendiri, aku kesal dengan diriku sendiri karena belum apa-apa, aku kalah dengan siswa kelas 12 yang bisa berfikir : “semua tergantung waktu ..”

 

Aku menyelesaikan skripsiku dengan tahun yang terbaik menurut Allah, aku mendapat pekerjaan pertama menjadi guru pengganti adalah waktu yang tepat menurut Allah, adikku diterima di sekolah negeri bahkan tidak membayar SPP adalah yang terbaik menurut Allah, lantas ini?

 

Bapak mulai usaha baru disaat aku sudah kerja, adikku sudah kuat sayapnya, ibu sudah tidak pusing karena memikirkan aku berjuang dengan skripsi dan hidup --- adalah terbaik menurut Allah juga. Kenapa aku sedih? Kenapa aku takut?

 

Allah knows what is in every heart …

 

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung ..”

-QS. Asy-Syura : 32

 

Siti Hajar saat ditinggal di tengah padang pasir dengan Nabi Ismail pernah berkata : “Ya Ibrahim, apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?”

 

Nabi Ibrahim menjawab : “Iya, ini adalah perintah Allah”

 

Apa kata Siti Hajar kemudian?

 

“Kalau begitu pergilah, Allah tidak akan mengecewakan kami ..”

 

Setingkat manusia mulia aja masih diuji sama Allah, lah aku? Butiran debu doang kalo ngeluh ampun-ampunan, kaya nggak percaya sama Allah, padahal Allah Maha Segala, bisa menolong dengan cara paling mustahil. Nih ya kata Rasulullah, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihiwassalam :

 

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawaqal, maka Allah akan memberi rezeki kalian sebagaimana Allah memberi rezeki burung. Burung itu pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang ..”

 

Ah, maafkan aku. Lagi dan lagi aku masih sulit menasehati diri sendiri. Karena itu ayo saling mengingatkan dalam kebaikaan!!

 

Sekarang, menjelang tengah malam ini, aku harap kalian bisa beristirahat dengan baik, makan makanan kesukaan, dengar lagu favorit dan main game yang kalian suka..

 

Maaf (lagi) sampai sini dulu sesi cerita kita. Semoga lain waktu kita bisa bertemu kembali. Salam hangat, peluk jauh..

 

 

n.๐Ÿ’“