“mencintai diri sendiri itu lebih sulit
daripada mencintai orang lain
mari kita mengakuinya.
jujur saja kita menentukan standar
yang tinggi untuk diri kita sendiri ..”
-Love Myself
Annyeong!
Hallow hallow selamat malam, salam selembut kapas. Semoga kalian dalam keadaan baik dan bahagia selalu. Kali ini aku kembali untuk berbagi cerita lagi, yeaaay!!
Saat aku lagi dengar lagu Love Myself (Army paham banget nih pasti, hihi), aku jadi ingat kalau pernah dapat pesan dari seorang teman, gini isinya :
“Kenapa nggak kamu post? Kamu kan berhak untuk kasih apresiasi ke diri sendiri juga. Nggak cuman untuk orang lain terus.”
Deg.
Aku jadi sadar (nggak ding, aku nangis juga). Aku diam, mikir, mencerna baik-baik kalau ternyata selama ini bukan nggak mau kaya yang lainnya. Aku cuman takut sama komentar orang lain.
“Baru selesai?”
“Kenapa nggak minta cepet aja”
“Aturan cepet, kalau abis bimbingan langsung dikerjain biar nggak tertunda”
“Nggak bisa ya? Kenapa malah ambil itulah”
People can feel like, “Yeah, we’re on the same page!”, but totally different paragraph ..
Mungkin karena itu, kita jadi sering mikir kalau harus berada di jalan tertentu agar dicintai orang lain. Jurusan, bidang, sekolah, pergaulan, cara berpakaian, gaya hidup, pekerjaan, atau pasangan – seolah semuanya punya standar dan kriteria masing-masing di kehidupan. Mau nggak mau, suka nggak suka. Bahkan fatalnya komentar-komentar kurang menyenangkan lebih sering datang dari orang terdekat kita..
“Belum lulus? Apalagi sih yang kurang. Lama banget”
“Oh belum kerja. Kenapa nggak coba nyari?”
“Mana pacarnya? Masa udah besar belum punya pacar”
“Udah nikah? Kok belum? Nanti gini loh”
“Mau jadi apa nanti?”
“Lulusan itu kok, jadi ini?”
Aku rasa saat orang lain bilang “oh baru ini”, itu karena mereka nggak tahu apa yang kita jalani. Hakikatnya orang lain kan nggak mau tahu tentang lemah atau kurang, selalu merasa kalau mereka lebih dulu mengalami pahitnya apa yang kita alami..
Padahal, belum tentu mereka bisa melewati, ketika posisinya dibalik dengan keadaan kita. Hey hey hey, be brave! Kamu keren dengan caramu!🌻
Kita nggak bisa mencegah orang lain berkomentar, tapi aku mulai belajar untuk jadi air saat yang lain menjadi api..
“Oh iya nih belum, doain ya hehe”
Singkat,
padat, dan susah dilakuin. Terkhusus untuk hati yang terlanjur luka. Aku awal-awalnya
susah juga. Kalau ada yang komentar, langsung sakit hati bahkan cenderung jadi
dendam. Butuh waktu cukup lama untuk berdamai dengan keadaan sampai aku jadi lebih baik dan mulai menghargai kisah orang lain..
Aku yakin, kita semua bisa melewati hari berat masing-masing. Thank you for loving me when i didn’t feel lovable..
“aku akan ada di sana
di belakang kamu yang berjalan sendirian,
bernyanyi sampai akhir
lagu ini tak pernah habis..
tarik nafasmu dalam-dalam,
untuk kamu yang lupa bagaimana caranya menangis dengan keras
untuk kamu agar bisa berjalan lagi ..”
-Love Poem
dalam perjalanan ini tiap-tiap dari kita nggak tahu sampai titik mana perjalanannya akan usai, tapi izinkan aku membersamaimu hingga titik manapun kita sampai ..
Ada begitu banyak hal indah yang bisa kamu rasakan di dunia ini selain mendengar komentar yang membuat hatimu nyeri – menikmati hangatnya matahari pagi, makan makanan yang kamu suka, mendengar lagu favorit, bertemu teman lama nan baik, bisa juga saling bercerita dengan orang yang kamu sayangi..
Kamu harus ingat, orang yang menyayangimu akan terus di sampingmu..
Hari ini aku jadi orang paling bahagia karena bisa berbagi cerita denganmu. Lain waktu ayo bercerita lewat social mediaku atau kita bisa bertemu. Aku merindukanmu!
Kamu, lahir dari cinta, menunjukkan eksistensi-nya di dunia ini menjadi “cinta” itu sendiri. Berbahagialah, berbahagialah..
Sampai sini dulu, semoga kamu selalu diberi kekuatan dan kemudahan dalam setiap rencana baikmu. Aamiin..💛
/dazey.
